Sampai senja kita berbual
Emosi berkucak-kacik
aku merindukan si tanahair
peristiwa tujuh bulan lalu
risau yang dia sudah lupakanku
Engkau cuba memeriahkanku
dengan tiada jayanya
air mataku menitik untuknya
untuknya yang tidak mengingatiku
Soalan yang bermain dalam hatiku
engkau tiba-tiba tanya
soalan yang sepatutnya disimpan selama-lamanya
Hal ini bukan mainan.
mengapa engkau tanya? mengapa?
Mindaku mungkin hendakanmu...
tapi hakikatknya lain
Aku menyukaimu...... bukan mencintai..
Lima bulan tertinggal..
Lebih baik untuk kita kekal sahaja..
sebagai sahabat.
Lima bulan...
sebelum aku kembali kepada si tanahair
banyak soalan yang kutanyakan
soalan yang akan disimpan sahaja.
Aku harus lupakannya...
tapi itu mustahil...
Hatiku berdebar mengingatinya
5 comments:
Theodwyn, thanks for dropping by my blog.
It has been a while since I read a BM poem. May I comment?
You wrote a touching one. I sense you are missing someone in this poem.
Is there more in this "story"? I used to write poems (in English) somewhat along this lines. Confusion of a relationship or a circumstance in life.
This brought back memories of my early 20s.
:) nice....i too enjoy writing poems...
and yours here is from a deep spot in ur heart...
wish u well and happiness always.
arif.
Di daun yang ikut mengalir lembut
Terbawa sungai ke hujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta
Menghirup rindu yang sesakkan dada
Jalanku hampa dan kusentuh dia
Terasa hangat oh didalam hati
Kupegang erat dan kuhalangi waktu
Tak urung jua kulihatnya pergi
Tak pernah kuragu dan slalu kuingat
Kerlingan matamu dan sentuhan hangat
Ku saat itu mencari makna
Tumbuhkan rasa yg sesakkan dada
Kau datang dan pergi oh begitu saja
Semua kuterima apa adanya
Mata terpejam dan hati menggumam
Di ruang rindu kita bertemu
Wow sidz.. your poem is very very very good!
Its actually an Indonesian band's song. Really sweet song.
http://youtube.com/watch?v=x-MhmkksXKQ
Post a Comment